Pages

Kamis, 13 November 2014

TAKMIR MASJID DARUSYSYAKIRIN LANJUTKAN PEMBANGUNAN

Setelah bekerja selama 3 tahun lamanya merehabilitasi masjid Darusysyakirin, Komplek Griya Husada, Desa Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Panitia Rehabilitasi  menyerahkan laporan pertanggungjawabannya kepada Takmir Masjid. Laporan itu disampaikan Ketua Panitia Rehabilitasi Masjid Darusysyakirin, Ir. Budi Supardiat kepada Ketua Takmir Masjid, Abu Bakar A.R di disaksikan sejumlah panitia pembangunan dan takmir masjid.

Takmir masjid yang hadir dalam rapat
Ketua Takmir Masjid (Abu Bakar A.R - kanan) dan Ketua Panitia Rehabilitasi (Ir. Budi Supardiat - tengah)
Seperti diketahui, peletakan batu pertama renovasi dilakukan pada 11 November 2011. Sedangkan penyerahan laporan pertanggungjawaban tersebut dilakukan tanggal 11 November 2014. Dengan demikian, panitia pembangunan bekerja selama 3 tahun.
Ketua Panitia Rehabilitasi Masjid Darusysyakirin, Ir. Budi Supardiat menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah menyumbangkan sebagian hartanya, tenaganya, dan pikirannya dalam rangka membangun rumah Allah tersebut.
Berdasarkan data pihak panitia, dana dihimpun dari :
1. Kas masjid
2. Warga dari 6 RT yang ada di komplek Griya Husada
3. Pengajian Khairunnisa Komplek Griya Husada
4. Pengajian Al-Hidayah Komplek Griya Husada
5. Bansos
6. Kantor Kementerian Agama Kab. Kubu Raya
7. Donatur eksternal..

Hingga tanggal 10 November 2014, terhimpun  dana sebesar Rp.817.873.000,-. Sedangkan belanja senilai Rp.823.066.600,-. Menurut panitia rehabilitasi,total belanja tersebut  tidak termasuk pembelian keramik tempat wudhu, pintu WC, pintu gudang, pintu alumunium/kaca, keramik dinding depan, keramik lantai teras, keramik lantai, keramik tangga teras, kusen kaca menara, kubah menara, jendela kaca, material bak air serta ornamen lainnya. Belanja barang itu merupakan sumbangan dari warga yang tidak mau dicatatkan namanya.
Jika dihitung secara keseluruhan, biaya rehabilitasi Masjid Darusysyakirin menelan dana hampir 1 milyar rupiah.
 "Disana-sini masih banyak kekurangan dalam membangun rumah Allah di komplek ini", kata Ketua Panitia Rehabilitasi Masjid Darusysyakirin, Budi Supardiat. Meskipun demikian, takmir masjid mengakui, bahwa tugas yang dilakukan panitia rehabilitasi sudah sangat baik. Ini terlihat dari rasa khusuk dan nyaman saat beribadah semakin meningkat setelah masjid direhabilitasi.
"Data pendapatan dan belanja yang terpapar secara transparan ini juga mendapat apresiasi dari salah seorang mahasiswa di Pontianak yang meminta informasi mengenai manajemen masjid", kata Ketua Takmir Masjid Darusysyakirin, Abu Bakar A.R.
Namun, menurut catatan panitia rehabilitasi, sedikitnya terdapat 12 item kegiatan yang masih harus dilakukan dengan asumsi biaya sekitar Rp.120.000.000,-. Kegiatan ini antara lain meliputi tangga menuju menara, kanopi, dan rehabilitasi WC.


Penyerahan Laporan dari Ketua Panitia Rehabilitasi kepada Ketua Takmir Masjid
Usai penyampaian laporan pertanggungjawaban panitia rehabilitasi, dilakukan penyegaran takmir masjid untuk kepengurusan tahun 2014-2019. Penyegaran dilakukan antara lain karena masa bhakti kepengurusan sebelumnya sudah lama berakhir, terdapat sejumlah pengurus yang telah meninggal dunia dan masih terdapat sejumlah jamaah yang rajin shalat berjamaah di masjid tetapi belum menjadi takmir.
Secara aklamasi, Abu Bakar A.R kembali memimpin takmir dibantu sekretarisnya, Mustamiri M. Saleh.  Dengan terbentuknya takmir baru masjid tersebut disepakati, bahwa rehabilitasi masjid dilanjutkan oleh takmir. Menyangkut sedikitnya terdapat 12 item kegiatan yang belum diselesaikan akan dituntaskan takmir berdasarkan skala prioritas karena biaya yang diperlukan cukup besar.

Adapun susunan Takmir Masjid Darusysyakirin, Desa Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya Periode 2015-2019 adalah sebagai berikut :






Senin, 03 November 2014

SHALAT TEPAT WAKTU


dakwatuna.com - Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

Mendirikan shalat sudah menjadi rutinitas muslim, karena memang itu salah satu hal yang wajib dari perintah wajib lainnya yang harus ditunaikan. Begitu pentingnya shalat ini sehingga tidak ada ruang untuk kita melalaikannya(terutama bagi laki-laki yang sudah baligh); tidak mampu berdiri, kita bisa dengan duduk, tidak bisa duduk dengan berbaring, dan sebagainya sampai kita bisa melakukannya. Atau ketika tidak ada air kita bisa bertayamum, ketika dalam perjalanan kita bisa mengatur waktu shalat kita dengan menjamak atau mengqashar shalat kita. Inilah yang membedakan shalat dengan ibadah lain. Oleh karena itu, hendaklah kita sebagai seorang muslim terus meningkatkan kualitas ibadah shalat yang kita lakukan setiap harinya dengan baik dan benar. Benar dalam arti sesuai dengan Sunnah, Baik dalam arti mengerjakannya Semata-mata hanya karena Allah dan melaksanakan shalat dengan tidak menunda2 waktunya.
Ketika Adzan berkumandang, sudahkah kita menyegerakan shalat? Sudahkah kita memenuhi langsung seruan Allah itu? Saat waktu shalat tiba, tidak ada yang lebih penting untuk dilakukan selain mendirikan shalat dan bergegaslah mencari air untuk berwudhu lalu segera shalat.

Senang rasanya bila senantiasa bisa shalat tepat pada waktunya, apalagi shalatnya berjamaah di Masjid. Selain akan mendapatkan nilai pahala dua puluh tujuh kali lebih utama dibanding shalat sendirian di rumah, seiring dengan itu ingin membangun prestasi dalam shalat. Setiap mukmin seharusnya ada keinginan untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah.
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.(QS 67:1-2)
Bukankah amal shalat yang pertama akan dihisab nanti di akhirat, seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya, “Yang pertama dihisab dari amalan hamba pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, ia beruntung dan selamat. Akan tetapi jika shalatnya kurang, ia merugi.” Ini kutipan ayat, kita dianjurkan untuk memakmurkan masjid “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman pada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat” Surah At-Taubah ayat 18.
Utsman bin ‘Affan RA berkata; “Barang siapa selalu mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu :

1.       Dicintai Allah
2.       Badannya selalu sehat;
3.       Keberadaannya selalu dijaga malaikat; ;
4.       Rumahnya diberkahi;
5.       Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih;
6.       Hatinya dilunakkan oleh Allah;
7.       Dia akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat;
8.       dia akan diselamatkan Allah dari api neraka; dan Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati.

Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian beberapa hari untuk menemui seseorang, dan yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu shalatnya. Jika ia mendirikan shalat dengan sempurna dan tepat waktu, maka aku akan bersamanya, dan mengambil ilmu darinya. Jika kutemukan ia tidak mempedulikan shalat, maka aku akan meninggalkannya dan mengatakan kepada diriku bahwa selain daripada itu (shalat), pastilah dia lebih tidak peduli lagi”
Allahu Akbar.. Ya Allah aku hadapkan wajahku di hadapan-MU ya Allah semata-mata untuk mengharapkan RidhaMU Segala Puji Hanya bagiMU Ya Rabb… Yang lain kecil Ya Allah Engkaulah Yang Maha Besar
Sudah shalat 5 waktukah anda hari ini? Sudah baik dan benar kah shalat anda? Berjama’ah kah? Dan sudah tepat waktu kah?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Rasulullah SAW bersabda, “Apa pendapat kalian jika di depan pintu salah seorang kalian terdapat sungai lalu ia mandi di dalamnya lima kali tiap hari, apakah masih tersisa kotoran dari padanya ?” para sahabat menjawab, “Tentu tidak akan tersisa sedikitpun kotoran dari padanya “. Beliau berkata, “Demikian pula dengan sholat lima waktu, dengan sholat itu , Allah menghapus dosa-dosa”. HR. Bukhari dan Muslim.
Irama kehidupan Jakarta dan kota-kota besar lainnya, kadang melalaikan kita dari beribadah kepada Allah, termasuk amalan ibadah Sholat. Sholat yang tidak membutuhkan banyak pengorbanan materi, tenaga dan waktu ini justru menjadi amalan ibadah yang paling sering dan susah untuk diamalkan dengan baik, tentunya yang dimaksudkan disini adalah Sholat yang selalu terjaga waktunya, yaitu di awal waktu.
Abdullah bin Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah ?’ , Beliau bersabda, ‘Sholat pada waktunya’, Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua’, Saya bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi ?’, Beliau bersabda, ‘Berjihad (berjuang) di jalan Allah’. Saya berdiam diri dari Rasulullah. Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya. HR.Bukhari.
Dari hadits ini kita bisa mengetahui bahwa ada beberapa amalan yang disukai Allah dan  amalan Sholat tepat pada waktunya adalah yang paling dicintai Allah.
Sholat fardlu adalah Rukun Islam yang selalu kita kerjakan setiap harinya, Subuh, Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya.  Kadang kala kita rajin mengerjakannya, kadang kala lalai dan yang paling sering adalah menunda-nunda waktu sholat oleh karena kesibukan dunia. Ketika membicarakan waktu sholat kadang kita menganggap sebagai hal yang biasa saja. Namun ternyata waktu sholat sangat berperan dalam menentukan kualitas sholat kita. Apakah sholat kita bagus atau tidak ?, apakah Istiqomah ? Apakah serius atau main-main ? atau lalai dalam waktu sholat seperti yang dimaksudkan Allah dalam firmannya, “Maka celakalah orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dalam sholatnya”. QS. 107 Al-Maa’uun,  ayat 4-5. Dalam beberapa tafsir yang dimaksud lalai dalam sholatnya adalah orang-orang yang mengakhirkan waktu-waktu sholat.
Rasulullah telah mengajarkan tentang waktu-waktu sholat. Abdillah bin ‘Amr bahwasanya Nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Waktu Dzuhur apabila tergelincir matahari dan bayangan seseorang sepanjang badannya, selama belum hadir waktu ashar. Dan waktu ashar selama belum kuning matahari. Dan waktu maghrib selama belum hilang tanda merah. Dan waktu Isya hingga setengah malam yang pertengahan. Waktu Subuh dari terbit fajar selama belum terbit matahari”. HR. Muslim
Rasulullah juga memberikan tuntunan waktu sholat, jika tidak ada udzur, maka diutamakan sholat pada awal waktu atau sholat tepat pada waktunya. Sholat tepat waktu adalah keutamaan, apalagi bila dilaksanakan berjamaah dan di masjid. Keutamaan ini akan berlipat ganda bila kita mempersiapkan diri sebelum melaksanakannya dengan menunggu waktu sholat sebelum adzan berkumandang. Mengapa ?
1.    Menunggu waktu sholat adalah bukti kecintaan seorang hamba pada Rabb-nya. Seorang yang mencintai selalu merindukan saat perjumpaan dengan yang dicintai. Dia akan menantikaannya agar tidak terlambat berjumpa.
2.     Menunggu waktu sholat memberikan kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan lainnya. Membaca Al Qur’an, berdzikir, mendirikan sholat sunat, I’tikaf, menyiapkan tempat sholat, membereskan pekerjaan kantor dan amalan lainnya.
3.    Menunggu waktu sholat memperkecil kemungkinan berbuat maksiat.
4.    Menunggu waktu sholat kita akan senantiasa menjaga kebersihan diri, hati dan pikiran kita.
Menunggu waktu sholat ini akan lebih bermakna dalam kehidupan seorang muslim manakala jangka waktu menunggu ini di perluas, pemaknaannya tidak hanya sekedar menunggu waktu sholat di masjid saja. Tapi menempatkan seluruh aktivitas kehidupan dalam kerangka menunggu waktu sholat. Hidup kita pada hakikatnya adalah perpindahan dari satu sholat ke sholat berikutnya. Akan sangat indah kehidupan kita bila kita mampu mengubah paradigma dengan menjadikan seluruh aktivitas hidup kita menjadi aktivitas sampingan dari sholat. Seluruh aktivitas hidup kita adalah amalan saat menunggu waktu sholat. Sehingga seluruh aktivitas hidup kita akan semakin berkualitas karena dilandasi dengan mahabbatullah (cinta kepada Allah). Kita akan senantiasa menjaga seluruh aktivitas hidup kita agar selalu terjaga kebersihannya, niatnya, nilai dzikirnya, nilai amar ma’ruf nahi munkarnya, nilai tawadlunya, karena semuanya dalam rangka menunggu waktu sholat, menunggu perjumpaan kita dengan yang kita cintai, Allah SWT.
Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam menjaga sholat dan waktu-waktunya. Aamiin.
Ditulis ulang dari Buletin Mimbar Jumat, Amalan Yang Dicintai Allah oleh Drs. H. Muhammad Subki, MA
- See more at: http://mimbarjumat.com/archives/1502#sthash.YHiJzRLk.dpuf


Rabu, 15 Oktober 2014

PERJALANAN MENUJU ISLAM - YUSUF ESTES

Yusuf Estes (born Joseph Estes, 1944) is an American Muslim preacher from Texas who converted from Christianity to Islam in 1991. He claims to have been a Muslim Chaplain for the United States Bureau of Prisons through the 1990s, and to have served a Muslim delegate to the United Nations World Peace Conference for Religious Leaders held at the U.N. in September 2000.
Active in Islamic missionary work in the United States, Estes has served as a guest presenter and a keynote speaker at various Islamic events and on Islamic satellite TV channels. Estes was named as the Islamic Personality of the Year at the Dubai International Holy Quran Award ceremony on 8 August 2012

ISLAM DAN NEGARA-NEGARA BARAT - SHEIKH IMRAN HOSEIN (Indonesian Subtitle)

Imran Hosein was born on the Caribbean island of Trinidad in 1942 from parents whose ancestors had migrated as indentured labourers from India. He is a graduate of the Aleemiyah Institute of Islamic Studies in Karachi and has studied at several institutions of higher learning including the University of Karachi, the University of the West Indies, Al Azhar University and the Graduate Institute of International Relations in Switzerland.
He worked for several years as a Foreign Service Officer in the Ministry of Foreign Affairs of the Government of Trinidad and Tobago but gave up his job in 1985 to devote his life to the mission of Islam. He lived in New York for ten years during which time he served as the Director of Islamic Studies for the Joint Committee of Muslim Organizations of Greater New York. He lectured on Islam in several American and Canadian universities, colleges, churches, synagogues, prisons, community halls, etc. Imran Hosein also participated in many inter-faith dialogues with Christian and Jewish scholars while representing Islam in the USA.
He was the Imam for some time at Masjid Dar al-Qur'an in Long Island, New York. He also led the weekly Jumu'ah prayers and delivered the sermon at the United Nations headquarters in Manhattan once a month for ten years continuously. He is a former Principal of the Aleemiyah Institute of Islamic Studies, Director of Research of the World Muslim Congress in Karachi, Pakistan, Director of the Islamic Institute for Education and Research in Miami, Florida, and Director of Dawah for Tanzeem-e-Islami of North America. He has traveled continuously and extensively around the world on Islamic lecture tours since graduating from the Aleemiyah Institute of Islamic Studies in 1971 at age 29, and he has also written more than a dozen books on Islam that have invariably been received with public respec

MANAJEMEN PENGELOLAAN MASJID (2)



LATAR BELAKANG

Manajemen terdapat dalam setiap kegiatan manusia, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah, tidak terkecuali di masjid.

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan keterampilan. Pengurus masjid (takmir) harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Di bawah sistem pengelolaan masjid yang tradisional, umat Islam akan sangat sulit berkembang. Bukannya tambah maju, melainkan mereka akan tercecer dan makin jauh tertinggal oleh perputaran zaman. Masjid niscaya akan berada pada posisi stagnan,sehingga bisa ditinggal oleh jamaahnya.  



UNTUK DIRENUNGKAN

Fasilitas religius-sosial ini ada pada hampir setiap komunitas Muslim, meskipun selama ini masih belum dioptimalkan bahkan terkesan terabaikan. Padahal, mengabaikan sesuatu itu dilarang agama. Namun, karena pengabaian ini telah menjadi kebiasaan maka tidak terasakan lagi. Fasilitas sosial-religius itu adalah masjid.

Pengoptimalan fungsi masjid memerlukan keterlibatan berbagai pihak. Perlu jam’iyyah dan jama’ah. Jam’iyyah berarti memerlukan kepemimpinan, uraian tugas, tata kerja, dan tanggungjawab. Jama’ah berarti memerlukan kebersamaan untuk memakmurkan masjid. Gotong royong untuk membangun secara ideal fisik sesuai dengan fungsi dan memfungsikannya untuk kemaslahatan jamaah dan umat.


FAKTA
•     - Harga hidup manusia ditentukan oleh kualitas manfaat hidupnya untuk lainnya. Kualitas tersebut terkait dengan intensitas, komitmen, dan keberpihakan kepada keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan umat.
- Fasilitas religius-sosial ini ada di hampir setiap komunitas Muslim, meskipun selama ini masih belum dioptimalkan bahkan terkesan terabaikan. Padahal, mengabaikan sesuatu itu dilarang agama. Namun, karena pengabaian ini telah menjadi kebiasaan maka tidak terasakan lagi. Fasilitas sosial-religius itu adalah masjid.    

DEFINISI
Di dalam Ensiklopedi Administrasi dinyatakan, "Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu." Dengan kalimat lain kita sederhanakan manajemen adalah suatu proses atau kegiatan-usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang-orang lain. 

DEFINISI MANAJEMEN MASJID

Aktivitas bagaimana kita mengelola masjid dengan benar dan profesional sehingga dapat menciptakan  jamaahnya yang sesuai dengan keinginan Islam yaitu masyarakat yang baik, sejahtera, rukun, damai, dengan ridha, berkah dan rahmat Allah SWT, sehingga masyarakatnya memberikan rahmat pada alam dan masyarakat sekitarnya. 

PEMBINAAN MASJID

  1. Bidang Idarah (manajemen). Diperlukan manajemen yang profesional dengan pengadministrasian yang rapi dan transparan akan membuat jamaah berpatisipasi aktif baik secara mental maupun finansial.
  2. Pembinaan bidang Imarah (memakmurkan masjid). Peranan jamaah menjadi sangat penting untuk melakukan ibadah secara berjamaah.
  3. Pembinaan bidang Riayah (pemeliharaan masjid) menjadikan masjid sebagai tempat yang nyaman, indah bersih dan mulia. 

IDARAH MASJID
A. Idarah Binail Maadiy  (physical management)
B. Idarah Minail Ruhiy (functional management)                                                                                         

IDARAH BINAIL MAADY

Idarah binail maadiy adalah manajemen secara fisik yang meliputi: kepengurusan, pengaturan pembangunan masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan keamanan masjid, penataan keuangan masjid, dan sebagainya.
IDARAH BINAIL RUHIY
Adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw.Idarah binail ruhiy meliputi ini meliputi pengentasan dan pendidikan aqidah Islamiyah, pembinaan akhlakul karimah, penerangan ajaran Islam secara teratur.

SUMBER
Untuk mencapai sejumlah tujuan di atas diperlukan perencanaan dan pengaturan yang serius, penggalian dan pengkajian nilai-nilai ajaran Islam secara langsung dari dua sumber  Nash : Al Qur’an dan Hadits.

LANGKAH STRATEGIS
Masjid harus dikelola secara baik dan profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen moderen. Pengurus masjid harus merumuskan konsep manajemen masjid itu sejak dari visi, misi, perencanaan dan langkah-langkah strategisnya.      
Merujuk Keputusan Muktamar IV DMI, visi masjid adalah meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, dan kecerdasan umat, serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridlai Allah SWT.
Misinya adalah mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat dan persatuan umat.

FUNGSI MASJID
PUSAT IBADAH MAHDHAH DAN SOSIAL
PUSAT PENGEMBANG MASYARAKAT
PUSAT MEMPERSATUKAN UMAT

FUNGSI IBADAH
Masjid difungsikan sebagai pusat ibadah mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung kepada Allah SWT, seperti salat, mengaji, tahlil, dan tadarus.
Sedangkan sebagai pusat ibadah sosial, masjid dapat difungsikan untuk mengelola zakat, wakaf, membangun ukhuwah Islamiyah, melaksanakan kurban, dan membantu peningkatan ekonomi umat.

PUSAT PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Memanfaatkan masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat, melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid seperti khutbah, pengajian, kursus keterampilan yang dibutuhkan anggota jamaah, dan menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat.
PUSAT PEMBINAAN PERSATUAN UMAT
Membangun masyarakat yang tahu dan melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya, masyarakat yang bersedia mengorbankan tenaga dan pikiran untuk persatuan umat dan membangun kehidupan yang diridhai Allah s.w.t.
KONSEP
  • Mengembangkan pola idarah (manajemen), imarah (pengelolaan program), dan ri'ayah (pengelolaan fisik).
  • Mengembangkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.
  • Mengembangkan dakwah, pendidikan dan perpustakaan.
  • Mengembangkan program kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
  • Mengembangkan ekonomi jamaah, dan pemberdayaan perempuan, remaja/pemuda.
  • Mengembangkan masjid-masjid percontohan.
  • Pembinaan pengurus Dewan Masjid Indonesia serta pengkaderan pengurus bagi generasi muda.
PRINSIP MANAJEMEN MASJID
·         Harus ada tujuan
·         Harus ada jamaah dipimpin.
·         Harus ada orang yang memimpinnya
·         Harus ada kerjasama antar pengurus dengan yang dipimpin.
·         Harus ada sistem atau pola dalam melaksanakan fungsi manajemen.


PROGRAM KERJA
•     Ta'mir Masjid merupakan organisasi jamaah muslim yang memiliki keterikatan dengan masjid dan independen, harus menyusun program kerja yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kemasjidan.
•     Program-program yang disusun diharapkan dapat menyahuti kebutuhan dan keinginan jamaah Masjid dalam rangka menda'wahkan Islam, khususnya dalam kegiatan memakmurkan Masjid dan jama'ahnya, dan bermuara pada peningkatkan keimanan, keilmuan, ketaqwaan dan kesejahteraan jamaah muslim di lingkungan Masjid.

SUSUNAN KEPENGURUSAN
  1. KU       : Ketua Umum  
  2. KPJ      : Ketua Bidang Pembinaan Jamaah  
  3. KPPM : Ketua Bidang Pemeliharaan/Pengembangan
  4. KKU    : Ketua Bidang Kesejahteraan Umat
  5. KPP     : Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan
  6. KDP    : Ketua Bidang Dana dan Perlengkapan
  7. KPRM : Ketua Bidang Pembinaan Remaja Masjid  
  8. B         : Bendahara  
  9. WB     : Wakil Bendahara  
  10. SU      : Sekretaris Umum
  (Disesuaikan dengan kebutuhan)

Bidang Pembinaan Jamaah

Menyelenggarakan pengajian rutin, minimal  satu bulan sekali.  Menyelenggarakan kegiatan ibadah, seperti sholat lima waktu, sholat jum'at, sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha, Ramadhan dan lain sebagainya. 

Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Masjid
  • Menerbitkan petunjuk penggunaan dan perawatan peralatan dan bangunan  Masjid
  • Mempersiapkan renovasi dan pengembangan Masjid untuk menyahuti kebutuhan jamaah dimasa yang akan datang.  
  • Mendirikan bangunan Madrasah untuk pendidikan Islam bagi anak-anak dan remaja.

Bidang Kesejahteraan Umat

•       Membentuk satuan tugas dan mempersiapkan peralatan pengurusan kematian.  
•       Menyelenggarakan kegiatan bakti sosial dan mempererat ukhuwah islamiyah.  
•       Mempersiapkan dana musibah dan kematian.  
•       Memberi bimbingan dan bantuan ekonomi bagi jamaah yang memerlukan.  
•       Membentuk jaringan usaha antar jama'ah.

Bidang Pendidikan dan Pelatihan.
  • Menyelenggarakan pendidikan Al Quraan bagI anak-anak, remaja dan orang tua.  
  • Mendirikan, mengelola dan mengembangkan
  • Perpustakaan Masjid.  
  • Mengembangkan pendidikan Madrasah Diniyah.  
  • Menyelenggarakan pelatihan kemasjidan bagi jama'ah.

Bidang Dana dan Perlengkapan                                                                                                                  
•       Melakukan inventarisasi, perawatan dan penambahan inventaris masjid.  
•       Meningkatkan pemasukan dana dari donatur tetap dan sumber dana yang lain.
•       Membentuk dan mengembangkan usaha sarana perdagangan langsung.
•       Menyusun daftar donatur.
•       Membentuk dan mengembangkan usaha di bidang jasa.

Bidang Pembinaan Remaja Masjid
  • Membentuk organisasi Remaja Masjid
  • Menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi
  • Remaja Masjid.  
  • Melakukan pembinaan dan pengembangan organisasi Remaja Masjid.
Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
  • Menertibkan pengelolaan surat menyurat dan arsip organisasi. 
  • Melakukan regristrasi jamaah dan data keluarganya. 
  • Mempersiapkan pembentukan Yayasan Masjid
  • Memberikan informasi kegiatan Ta'mir Masjid  kepada jamaah. 
  • Mempersiapkan dan melaksanakan musyawarah jamaah pada akhir masa kepengurusan.

 Bidang Kebendaharaan

1. Membuka rekening di bank syari'ah.  
2. Menertibkan pengelolaan keuangan organisasi.  
3. Memberikan pelayanan yang profesional.  
4. Menerbitkan laporan keuangan tiap Jum'at dan bulanan.


MANAJEMEN MASJID PROFESIONAL 
  • AKUNTABILITAS
  • TRANSPARAN
  • DEMOKRASI
  • EFISIEN
  • PROFESIONAL
  • TAAT HUKUM
  • PELAYANAN PRIMA 
  • EFISIEN 

 

(sumber : Surakarta Forum)